Oleh:
Wahyu Eko Setiawan, Budi Susilo, Satrya Paramanandana
Luwu’ merupakan kedatuan tertua di selatan Sulawesi dikenal sebagai eksportir besi di wilayah timur Nusantara. Hal ini dicatat oleh Cornelis Speelman (kelak menjadi Gubernur Jenderal VOC pada 1681-1684) pada 1670 berjudul ‘Notitie dienende voor eenen korten tijd en tot nader last van de Hoge Regering op Batavia voor den ondercoopman Jan van Oppijnen’ (Bulbeck & Caldwell, 2000). Kedatuan ini sudah eksis sejak abad ke-10 dan diyakini mengalami masa keemasannya pada abad ke-14, yang mana tercantum dalam Naskah I La Galigo (Morris dalam Syukur, 2015). Uniknya, masa keemasan Kedatuan Luwu’ seiring dengan masa kejayaan Kerajaan Majapahit pada abad yang sama.

Majapahit sendiri adalah kerajaan besar dari timur Pulau Jawa yang memiliki visi politik Nusantara, yakni menyatukan wilayah-wilayah ketika masa kekuasaaan Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Hayam Wuruk di abad ke-14. Upaya ini dilakukan tidak dengan pendekatan penguasaan wilayah namun dengan konsep mitreka satata. Konsep ini berarti hubungan diplomatik secara setara dan sederajat layaknya persahabatan.
Kedatuan Luwu’ memiliki hubungan erat dengan Majapahit, sebagaimana tercatat pada Kitab Negarakertagama. Bukti lainnya adalah secara toponimi (asal-usul nama tempat) dapat dilihat dari eksistensi Kampung Manjopaiq. Kampung tersebut saat ini berada di Polewali Mandar, Sulawesi Barat yang mana dahulu merupakan bagian dari wilayah Kedatuan Luwu. Uniknya, di kampung tersebut ditemukan keris Buda yang diduga berasal dari era Majapahit serta adanya tradisi penempaan besi (Pranata, 2022).
Tulisan ini mengeksplorasi tentang jejak pengolahan dan perdagangan besi di Luwu’. Selain itu, relasi Luwu-Majapahit dan pengaruhnya pada teknologi metalurgi juga akan dijelaskan pada tulisan singkat ini. Harapannya adalah tulisan ini dapat menjadi bahan diskusi bagi dunia tosan aji dari sisi yang lebih ilmiah.
Pengolahan dan Perdagangan Besi di Luwu’
Jejak pengolahan besi awal di Luwu’ dapat ditemukan di sekitar Danau Matano. Menurut Bulbeck & Caldwell (2000), peleburan besi sudah dilakukan di Baebunta sekitar 0 Masehi dan pengolahan besi dilakukan di Pantona Bangka. Kemudian peleburan dan ekspor besi dilakukan di Katue sekitar 500 Masehi. Hal ini menunjukkan bahwa milenium pertama di Luwu sudah mengenal peradaban logam atau yang dapat disebut sebagai Masa Paleometalik oleh Sutayasa (1979).
Besi Luwu terutama dari Matano memiliki kualitas tinggi. Kualitas ini yang menjadikannya terkenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi bagi Luwu’. Botanis Georg E. Rumphius (1672-1702) pada abad ke-17 bahkan memberikan kesaksian bahwa saat itu besi dari Matano memiliki nilai seharga 6 pedang dari Bungku, Morowali (Bulbeck & Caldwell, 2000). Berkaca pada hal ini, besi memiliki peran penting dalam peningkatan ekonomi bagi Luwu’.
Kualitas besi yang tinggi menjadikan Luwu’ sebagai kedatuan besar pengekspor besi. Perdagangan besi Luwu’ tidak hanya pada Sulawesi saja, namun hingga ke luar pulau pada abad ke-15 akhir. Namun hal ini menimbulkan pertanyaan baru, yakni bagaimana relasi dengan Majapahit jika ekspor besi Luwu’ baru terjadi ketika kerajaan tersebut melemah?
Relasi Luwu – Majapahit dan Pengaruhnya bagi Teknologi Metalurgi
Hubungan antara Luwu dan Majapahit dalam naskah kuno dapat terlihat pada dua sumber. Sumber tersebut adalah I La Galigo dan Negarakertagama. Sumber pertama menyebutkan bahwa relasi ini dimulai ketika Anakaji, datu (raja) Luwu’ yang mempersunting putri Majapahit bernama Tappacina. Hadiah pernikahan dari Majapahit bagi Luwu’ adalah wilayah Cenrana yang diyakini merupakan wilayah ‘kekuasaan’ Majapahit (Mustafa, 2013). Sumber kedua adalah Negarakertagama. Kitab yang selesai ditulis pada tahun 1365 oleh Mpu Prapanca ini menyebutkan bahwa pada Pupuh XIV bahwa Luwu’ termasuk pada negeri asing yang menjalin hubungan dengan Majapahit. Namun pada kitab ini tidak dituliskan lebih rinci tentang relasi yang terjadi.
Mengacu pada kedua naskah tersebut, secara implisit relasi Luwu’ dan Majapahit terjadi pada abad ke-14. Hal ini cukup bertentangan dengan bukti arkeologis yang menunjukkan bahwa jejak perdagangan besi di Luwu’ baru terjadi pada abad ke-15. Jika mengacu pada eksistensi Kampung Manjopaiq, bukan tidak mungkin jika yang terjadi adalah orang-orang Majapahit turut andil mengembangkan teknologi metalurgi di Luwu’. Masyarakat Luwu’ yang sudah memiliki keahlian metalurgi berkolaborasi dengan ahli-ahli metalurgi (tosan aji) Majapahit. Fenomena ini dapat disikapi sebagai kolaborasi penelitian lintas negara yang melampaui zamannya.
Sementara ahli metalurgi dari Luwu’ juga kemungkinan eksis di Majapahit. Mengacu pada Serat Cariyosing Gancaraning Empu Pupuh IV (ditulis pada 1867 Masehi), disebutkan bahwa ada Mpu besar di Blambangan bernama Ki Luwuk yang ditemui oleh Ki Pitrang (nama samaran Mpu Supa). Walaupun naskah ini secara penulisan jauh dari sumber primer, hal ini menunjukkan bahwa orang-orang Luwu’ memiliki keterampilan di bidang metalurgi dan diakui oleh masyarakat Jawa.
Penutup
Kolaborasi sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Nusantara. Proses ini tidak hanya terjadi dalam lingkup sosial saja, namun juga pada teknologi. Selama ini, kisah-kisah dari masa lampau hanya disikapi sebagai mitos tanpa mengulik realita yang ada di baliknya. Melalui kisah kolaborasi teknologi metalurgi Luwu’-Majapahit, kita bisa belajar bahwa pertukaran teknologi dapat menjadi kunci kemajuan negeri.
Sumber
Bulbeck & Caldwell. (2000). Land of Iron; The historical archaeology of Luwu and the Cenrana valley. Hull: Centre for South-East Asian Studies, University of Hull. Bab Tiga
Pranata, G. (2022). Kampung Manjopaiq: Mencari Jejak Sejarah Majapahit di Sulawesi Barat. National Geographic Indonesia. https://nationalgeographic.grid.id/read/133143832/kampung-manjopaiq-mencari-jejak-sejarah-majapahit-di-sulawesi-barat?page=all
Syukur, S. (2015). SISTEM PEMERINTAHAN KEDATUAN LUWU DALAM KURUN PERIODE I LAGALIGO (ABAD IX-XIII). Jurnal Rihlah Vol. III No, 25.
Mustafa, M. S. (2013). Perjanjian Raja Bone dan Raja Luwu dalam Naskah Attoriolong Ri Luwu. Jurnal Pusaka, 1(1), 131-142.
Add comment