GBPH YUDHANINGRAT
Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH)Yudhaningrat lahir pada tanggal 17 Januari 1958. Terlahir dengan nama Bendara Raden Mas (BRM) Sulaksamana. Sejak kecil sudah senang mempelajari olah kanuragan atau beladiri di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta. Beranjak dewasa, GBPH Yudhaningrat menggemari olahraga pacuan kuda. Hobi berkuda ini terus dipelihara sampai sekarang. Dengan tetap memelihara kuda-kuda pilihan.
Selain hobi berkuda, GBPH Yudhaningrat juga mempunyai hobi mengumpulkan Pusaka, mulai dari Batik, Tosan Aji Nusantara dan beberapa artefak peninggalan sejarah dari banyak kerajaan di Indonesia. Semua koleksi pusakanya disimpan di Ndalem Yudhonegaran. Di kalangan penghobi dan insan pelestari Tosan Aji Nusantara, Gusti Yudho (sapaan akrab GBPH Yudhaningrat) sangak dikenal sangat ramah dan membumi. Juga tidak segan berbagi pandangan, pemikiran dan hal-hal lainnya yang terkait dengan kaweruh paduwungan (Pemahaman Berkeris). Termasuk menjadikan Ndalem Yudhonegaran kediamannya untuk menggelar berbagai acara pameran, edukasi dan bursa Tosan Aji Nusantara. Bahkan bisa sampai 4 – 6 kali penyelenggaraan event pameran dan bursa keris di Ndalem Yudhonegaran setiap tahunnya.
Koleksi Tosan Aji Nusantara di Ndalem Yudhonegaran tidak terbatas pada tosan aji era mataram semata-semata. Tetapi juga terdapat beberapa koleksi dari era Mojopahit, Pajang, Pajajaran, hingga tosan aji dari luar jawa. Termasuk ada juga koleksi Tosan Aji Yasan Enggal (Karya Baru) yang berasal dari karya beberapa Empu ternama di Indonesia. Diantaranya terdapat koleksi tosan aji Yasan Mbah Empu Soekamdhi. Dan ada juga beberapa koleksi Tosan Aji dari karya para Empu dari wilayah Yogyakarta, Solo dan lainnya.
GBPH Yudhoningrat sangat ketat terhadap pemahaman estetika, pakem dan keindahan dalam seni tempa lipat dalam sebilah karya tosan aji. Termasuk membuka ruang untuk tafsir makna dan filosofis di dalam sebilah tosan aji, yang tetap mengedepankan adab, keluhuran dan kemuliaan akar budaya bangsa Indonesia. Gusti Yudho juga sangat bijaksana dalam merespons atau menanggapi perbedaan pandangan terhadap identifikasi tosan aji. Khususnya pada perbedaan tafsir Tangguh, Era Pembuatan serta pembacaan makna dan filosofi yang dikandung di dalam sebilah tosan aji nusantara.
Petuah atau pemikiran yang disampaikan oleh Gusti Yudho, seringkali bukan berupa tafsir tunggal atau jawaban baku. Namun, lebih sering mengarah pada ruang perenungan yang mengajak untuk berpikir secara jernih, bijaksana dan mengedepankan rasa saling menghormati pemikiran dari manapun asalnya. Sehingga, kita semuanya bisa semakin memperluas wawasan dan cakrawala pemikiran dalam menekuni budaya tosan aji nusantara.

Pada tanggal 29 Agustus 2025, dalam gelaran event Pameran Keris Sang Pangeran, di Ndalem Yudhonegaran, Gusti Yudho mendapatkan Sertifikasi Kompetensi sebagai Kurator Keris Nasional dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Perkerisan dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Republik Indonesia. Hal tersebut semakin mengukuhkan Gusti Yudho sebagai salah satu tokoh dan sesepuh Perkerisan di Indonesia yang sudah mendapatkan pengakuan resmi dari negara.




