UNESCO memberikan pengakuan terhadap Keris sebagai warisan budaya tak benda dunia pada tanggal 25 November 2005. Dalam kategori Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (Karya agung warisan budaya kemanusiaan Lisan dan Non-bendawi). Yang diakui bukanlah bendanya, melainkan tak bendanya/ non-bendawi. Namun, istilah Intangible (tak benda/ non-bendawi) ini sangat jarang diperhatikan dalam berbagai upaya pelestarian budaya Tosan Aji Nusantara. Nilai sejarah, seni, fllosofi dan spiritulitas yang luhur, justru semakin kabur seiring kebisingan perdebatan yang berkutat pada bendanya (ricikan, dhapur, pamor, teknis, sandangan, dan lain-lainnya).
Kebisingan perdebatan itulah yang kemudian melahirkan banyak “Congkrah” yang hanya memuaskan egosentris. Baik ego individu, maupun ego organisasi. Kemudian, lahirlah pola pikir dan semangat kompetisi yang destruktif. Saling menjatuhkan. Saling merendahkan. Berebut superioritas yang semu. Rebutan balung tanpo isi. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Lantas, siapa yang paling diuntungkan?
Sepanjang tahun 2025 ini, mulai dari awal bulan Januari hingga November 2025, kita telah menjumpai ada begitu banyak gelaran event Pameran & Pemaharan Tosan Aji Nusantara di berbagai daerah di Indonesia. Silih berganti, setiap bulan sepanjang tahun 2025, hampir setiap minggu pasti ada. Mulai dari yang berskala lokal daerah, hingga yang berskala nasional. Begitu semarak dan meriah. Dengan berbagai dinamika yang ada, semuanya semakin menambah gelora semangat pelestarian budaya Tosan Aji Nusantara. Namun demikian, gegap gempitanya masih terasa kurang greget dan merasuki Jiwa Insan Luhur Berbudaya. Jargon persatuan, masih sekedar jadi abang-abang lambe. Belum nyata dalam tindakan. Masih kental terasa egosentris yang saling mendistorsi. Benarkah kita adalah Insan Berbudaya Luhur? Atau hanya sekedar mencari hidup dengan dalih Pelestari Budaya Tosan Aji?
Jika kita benar-benar mempelajari Intangible (tak benda/ non-bendawi) dari sebilah Tosan Aji Nusantara, tentunya kita pasti malu jika tidak mampu mengkoreksi diri sendiri. Kita juga pasti malu jika ternyata yang dikedepankan hanyalah egosentris dengan merendahkan orang lainnya. Pastinya, kita akan malu jika ternyata kata-kata yang dikeluarkan lebih indah daripada perbuatannya. Pasti malu jika ternyata antara kata-kata dan perbuatannya tidak menyatu.
Benarkah kita adalah Insan Berbudaya Luhur? Atau hanya sekedar numpang hidup dari warisan budaya para Leluhur?
TOSANAJI.ID sangat beruntung terlahir di tahun 2025 ini. Meskipun secara ide dan pemikiran, sebenarnya TosanAji.id sudah mulai didiskusikan pada akhir tahun 2023. Ternyata, memang tidak mudah untuk bisa memperjuangkan sebuah ide dan pemikiran untuk terwujud. Apalagi, berangkat dari niat awal: Apa yang bisa kita berikan untuk membangun Ekosistem Budaya Tosan Aji Nusantara? Jadi sangat jelas, niat awalnya adalah MEMBERI. Bukan berangkat dari niat awal: Apa yang bisa kita dapatkan dari Ekosistem Budaya Tosan Aji Nusantara? Karena berangkat dari niat awal untuk “Memberi”, bukan “Meminta” atau “Mendapatkan” manfaat/ keuntungan dari Ekosistem Budaya Tosan Aji Nusantara, maka pola pikir yang dibangun adalah Solusi dan Inovasi. Jadilah sebuah Framework: Membangun Ekosistem Inovasi Budaya Tosan Aji Nusantara.

Dengan niat awal untuk “Memberi” serta pola pikir yang dibangun adalah Solusi dan Inovasi, maka TosanAji.id sudah mengambil langkah yang tepat dalam peran aktifnya untuk membangun Ekosistem Inovasi Budaya Tosan Aji Nusantara. Itulah kenapa TosanAji.id bisa mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak, meskipun masih baru empat bulan berjalan secara Development Platform. Belum sempurna memang internal Tim Kerja TosanAji.id, namun dengan adanya kepercayaan dari berbagai pihak, telah menambah semangat bekerja untuk Memberikan Solusi dan Inovasi pada Ekosistem Budaya Tosan Aji Nusantara. Hingga mampu berjejaring dengan Ekosistem Ekonomi Kreatif dan Ekosistem Ekonomi Digital. Terutama pada penyelenggaraan Event Nasional Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025, pada tanggal 6 – 9 November 2025, di Gedung MCC Kota Malang.
Dengan tiga semangat utama, yaitu Memberi, Solusi & Inovasi, ternyata semakin membuka ruang-ruang dan potensi kolaborasi dengan berbagai pihak. Ternyata, yang terbangun bukan hanya Jejaring Kerjasama di dalam bidang Kebudayaan semata-mata. Tetapi justri bisa lintas bidang. Mulai dari bidang Pendidikan, Ekonomi Kreatif, Ekonomi Digital, Pariwisata, hingga berbagai stakeholder Kemajuan Teknologi Terkini. Jadi, tidak hanya terbatas pada bida pelestarian Budaya Tosan Aji Nusantara semata-mata. Namun, mampu membangun berbagai kolaborasi lintas bidang yang diharapkan bisa memberikan solusi dan inovasi untuk membangun masa depan lebih baik.
Menjelang 20 tahun atau Dua Dekade pengakuan UNESCO terhadap keris sebagai karya agung warisan budaya kemanusiaan (lisan dan Non-bendawi), Tim Kerja TosanAji.id terus berusaha melakukan pembenahan diri. Dengan berani melakukan koreksi terhadap diri sendiri. Kembali mempertanyakan niat awal berdirinya TosanAji.id secara terbuka dan kontemplatif. Berani menerima segala bentuk masukan, termasuk harus berani menerima kritikan setajam apapun. Dan harus berterima kasih atas segala bentuk masukan, kritikan, hingga caci makian serta segala bentuk upaya menjatuhkan. Semuanya itu, harus dimaknai oleh Tim Kerja TosanAji.id sebagai cambukan untuk terus mengkoreksi diri, membenahi diri, serta meng-upgrade kapasitas, kapabilitas dan akuntabilitas secara konsekwen. TosanAji.id wajib untuk terus dibakar, ditempa, dilipat, hingga terus diwasuh dalam Besalen Kehidupan. Tanpa proses itu semuanya, TosanAji.id akan menjadi Nothing!
20 tahun Keris diakui oleh Dunia, lantas kemana langkah kita selanjutnya?
20 tahun Keris diakui oleh Dunia, apa yang sebenarnya sudah kita bangun selama ini?
20 tahun Keris diakui oleh Dunia, masihkah kita sibuk membangga-banggakan masa lalu, hingga lupa membangun masa depan?
20 tahun Keris diakui oleh Dunia, mau sampai kapan kita sibuk saling merendahkan dan menjatuhkan? Apa yang sedang dicari? Apa yang sedang ingin didapatkan? Apa yang sebenarnya ingin diberikan? Apa yang sebenarnya ingin diwariskan?
20 tahun Keris diakui oleh Dunia, sudah saatnya kita Berkolaborasi, bukan lagi Berkompetisi. Ke depan, yang sangat kita butuhkan adalah Orkestrasi. Yang mampu saling memperkuat, mendukung dan menghidupi. Karena tidak ada satupun pihak yang cukup digdaya untuk membangun Ekosistem Budaya Tosan Aji Nusantara dengan bekerja sendirian dan eksklusif. Sungguh, Ekosistem Budaya Tosan Aji Nusantara ini sangat terlalu luas untuk bisa dibangun sendirian dan secara eksklusif. Masing-masing pihak pasti mempunyai kelebihan, kekuatan, kelemahan dan kekurangan masing-masing. Jelas, tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, Kolaborasi dan Orkestarasi sangat dibutuhkan.
Salam hormat saya selalu kepada Panjenengan semuanya.
Terima Kasih. Terima Kasih. Terima Kasih.
Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES
CEO TosanAji.id
Add comment